SULUT — channelnusantara.com – Pilkada di Sulawesi Utara yang akan digelar pada November mendatang semakin mendekat dan masyarakat Sulut dhimbau untuk memilih calon Gubernur dan kepala Daerah dengan menggunakan hati nurani sebagai kompas moral.
Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Media Relawan E2L Stefanus Sarayar. Menurutnya, semua ini penting untuk memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar memiliki integritas dan komitmen yang tinggi terhadap kepentingan rakyat. Dan semua itu ada di sosok Elly Engelbert Lasut (E2L), yang dinilai layak menduduki kursi pemerintahan Sulawesi Utara.
Salah satu bukti yaitu dengan adanya survey tingkat kesukaan masyarakat Sulut kepada Elly Lasut begitu tinggi dibanding dengan calon lain. Sehingga E2L dianggap sebagai figur yang memenuhi syarat moral dan integritas yang dibutuhkan untuk memimpin Provinsi ini menuju arah yang lebih baik
Hal lain terbukti dengan adanya beberapa pemain politik yang ingin menjatuhkan beliau karena mereka sudah tahu Elly Lasut berpeluang besar menjadi Gubernur Sulut. Namun demikian, Elly Lasut tetap bisa maju sebagai bakal calon Gubernur Sulut, tegas Stefanus
Hati nurani sendiri merupakan bagian dari diri manusia yang sering digambarkan sebagai penentu moral, jauh melampaui reaksi emosional atau pemikiran instan yang muncul akibat persepsi indrawi.
Ketika seseorang bertindak bertentangan dengan hati nurani mereka, sering kali timbul perasaan menyesal yang mendalam. Perdebatan tentang peran hati nurani dalam pengambilan keputusan moral bukanlah hal baru.
Dalam sejarah filsafat, ada diskusi sengit mengenai apakah keputusan moral sebaiknya didasarkan pada akal budi atau pada hati nurani yang lebih intuitif.
Teori-teori romantisme dan gerakan reaksioner setelah Abad Pertengahan banyak membahas pentingnya hati nurani sebagai dasar moral.
Namun, nilai moral individu sering kali berbeda dengan penafsiran moral yang berlaku dalam keluarga, sosial, budaya, atau sejarah.
Inilah yang disebut dengan relativisme budaya, di mana nilai-nilai moral dipengaruhi oleh konteks yang lebih luas dan berbeda antar individu.
Dalam Pilkada kali ini, masyarakat Sulut diharapkan untuk tidak hanya melihat sosok calon pemimpin dari aspek popularitas atau janji-janji kampanye semata, tetapi lebih dalam lagi, mempertimbangkan apakah pilihan mereka sesuai dengan hati nurani dan nilai moral yang diyakini.
Tidak lama lagi kita akan memilih pemimpin yang benar-benar mampu membawa Sulawesi Utara ke arah yang lebih baik, adil, dan sejahtera.
Hati nurani sebagai kompas moral harus menjadi dasar dalam setiap keputusan, terutama dalam memilih pemimpin yang akan menentukan masa depan tanah ‘NYIUR MELAMBAI’ ini.
26/08/2024
( Maria )