Kegiatan Sosialisasi Kesehatan Mental yang diselenggarakan di gedung SKB, Rabu (18/6/2025).
Channelnusantara.com, Kota Pekalongan – Sebanyak 20 peserta didik dari Program Paket B dan C Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Pekalongan mengikuti kegiatan Sosialisasi Kesehatan Mental yang diselenggarakan pada Rabu (18/6/2025) di gedung SKB, bertepatan dengan masa libur sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengisi waktu liburan dengan hal yang positif sekaligus membangun pemahaman penting tentang kesehatan mental di kalangan remaja.
Sosialisasi ini menghadirkan Fathia Nurul Amrina, lulusan Magister Psikologi Universitas Diponegoro sekaligus Founder platform psikologi Makna Ruang, sebagai pembicara utama, yang mengajak peserta untuk lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan mental, mengenali gejala gangguan psikologis sejak dini, serta membangun ketahanan diri dalam menghadapi tekanan hidup.
Kepala SKB Kota Pekalongan, Bonari menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk membuka wawasan para peserta didik mengenai pentingnya kesehatan mental, khususnya dalam menghadapi tantangan di usia remaja dan proses belajar yang fleksibel dalam pendidikan nonformal. “Kesehatan mental bukan sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Remaja harus tahu bahwa merasa cemas atau tertekan itu wajar, dan penting untuk tidak memendamnya sendirian,” ungkapnya.
Bonari mengungkapkan bahwa tujuan dari sosialisasi ini antara lain untuk meningkatkan kesadaran (awareness) peserta didik tentang pentingnya kesehatan mental, menghilangkan stigma negatif, serta mendorong keterbukaan dalam menyampaikan perasaan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan empati antar peserta, menciptakan lingkungan belajar yang suportif, serta mengajarkan keterampilan mengelola stres dan emosi secara sehat.
Dalam kesempatan tersebut, peserta dikenalkan dengan teknik relaksasi sederhana, pola hidup sehat, dan pentingnya manajemen waktu. Diharapkan, siswa tidak ragu untuk berkonsultasi kepada guru BK, psikolog sekolah, atau tenaga profesional lainnya ketika menghadapi masalah.
Tak kalah penting, kegiatan ini bertujuan membentuk daya tahan mental (resiliensi) agar siswa mampu bangkit dari tekanan atau kegagalan dan memiliki rasa percaya diri untuk menyelesaikan masalah secara positif.
Lebih lanjut, Bonari berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal pencegahan terhadap masalah kesehatan mental yang lebih serius seperti depresi berat, kecemasan berlebihan, hingga risiko bunuh diri. Sosialisasi ini menjadi bagian dari komitmen SKB untuk menciptakan suasana belajar yang tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga mendukung kesehatan jiwa dan sosial peserta didiknya.
Sementara itu, salah satu peserta didik SKB, Muhammad Afwa mengaku senang bisa mengikuti sosialisasi ini, sebab menurutnya kebanyakan anak seusianya menghadapi permasalahan yang bisa saja berdampak pada kesehatan mental yang dapat mengurangi semangat belajar bahkan berhenti sekolah. “Banyak ilmu yang didapat disini, yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Tentunya ini membuat kami lebih semangat untuk meraih masa depan, tidak insecure, dan berusaha untuk menambah potensi diri,” tukasnya.
*red