Manado -Channelnusantara.com-Kepala Sekolah SMKN 3 Manado, Silvya Ransulangi, angkat bicara terkait tudingan adanya dugaan kolusi dalam pengadaan pakaian seragam sekolah yang melibatkan pihak penyedia barang.
Saat ditemui di ruang kerjanya pada Jumat (11/07/2025), Silvya membantah tegas tuduhan bahwa dirinya mengelola langsung pengadaan pakaian seragam dengan nilai Rp900.000 per paket.
“Itu tidak benar,” tegas Kepsek Silvya.
Ia menjelaskan bahwa informasi yang menyebutkan dirinya terlibat langsung dalam pengadaan seragam sangat keliru. Menurutnya, seragam sekolah yang ditawarkan kepada siswa terdiri dari beberapa item, termasuk kemeja batik, pakaian olahraga, pakaian praktik, kaos kaki, serta atribut sekolah seperti logo dan ikat pinggang.
“Paket seragam yang disebut-sebut seharga Rp900 ribu itu bukan ditentukan atau dikelola oleh saya pribadi. Ada mekanisme dan prosedur yang dijalankan oleh pihak penyedia, bukan oleh sekolah,” jelasnya.
Silvya menegaskan bahwa pihak sekolah tetap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk dalam hal kerja sama dengan pihak ketiga.
Lebih jauh, kata Silvya, pihak sekolah tidak pernah mewajibkan siswa untuk membeli seragam melalui satu penyedia tertentu. Ia menegaskan bahwa pembelian seragam sepenuhnya menjadi hak dan pilihan orang tua atau wali siswa.
“Kami tidak pernah memaksa. Kalau orang tua ingin membeli seragam di luar, itu dipersilakan. Tidak ada kewajiban membeli di satu tempat saja,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa sekolah hanya memfasilitasi informasi kepada orang tua terkait penyedia seragam yang tersedia, tanpa melakukan intervensi atau mengambil keuntungan dari proses tersebut.
“Sekolah hanya menjembatani agar siswa bisa mendapatkan seragam sesuai standar. Tapi, kami tidak ada sangkut paut dengan penyedia secara bisnis. Apalagi sampai mengelola langsung pengadaan, itu tidak benar,” tegas Silvya.
Ia berharap pemberitaan yang beredar dapat diklarifikasi dengan fakta, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.
“Kami terbuka terhadap semua pihak. Jika ada yang ingin mengonfirmasi langsung, silakan datang ke sekolah. Jangan membangun opini yang keliru tanpa bukti,” pungkasnya.