Bolmong-channelnusantara.com-Akses jalan nasional Kaiya–Kotamobagu kini kembali dapat dilalui oleh pengguna jalan setelah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Utara menyelesaikan pemasangan jembatan darurat Bailey di Desa Muntoi, Kecamatan Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow. Kamis (09/10/2025)
Pantauan langsung di lapangan, masyarakat tampak gembira menyambut rampungnya jembatan yang sempat ditunggu-tunggu tersebut. Aktivitas warga yang sebelumnya terhambat kini mulai kembali normal.
Salah satu warga, Uyo, pedagang keliling asal Desa Muntoi, mengaku sangat bersyukur dengan keberadaan jembatan Bailey yang baru dipasang.
“Walaupun ini jembatan darurat, tapi sudah sangat membantu aktivitas saya sehari-hari. Sekarang saya bisa kembali berjualan tanpa harus memutar jauh,” ujar Uyo dengan wajah senang.
Senada dengan itu, Rahman, warga lainnya, juga menyampaikan apresiasinya atas kerja cepat BPJN Sulut.
“Kami berterima kasih karena pemerintah melalui BPJN Sulut bergerak cepat. Akses ini sangat penting, bukan hanya untuk warga Muntoi, tapi juga bagi kelancaran ekonomi masyarakat di sekitar,” tuturnya.
Sementara itu, aktivis muda Bolaang Mongondow, Rivai Mokoginta, menilai langkah cepat BPJN Sulut patut diapresiasi.
“Respons cepat BPJN Sulut menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani persoalan infrastruktur. Tindakan seperti ini harus terus dipertahankan,” ujar Rivai.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.4 BPJN Sulut, Glen Rau, menjelaskan bahwa pemasangan jembatan Bailey ini merupakan solusi darurat sambil menunggu pembangunan jembatan permanen.
“Kami bersyukur proses pemasangan jembatan berjalan lancar. Untuk penanganan permanen, BPJN Sulut telah menyiapkan usulan pembangunan jembatan baru,” terang Glen Rau.
Ia juga mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat melintas di jembatan darurat tersebut dan tidak membawa muatan berlebih demi keselamatan bersama.
Dengan selesainya pembangunan jembatan Bailey ini, konektivitas antara Kaiya dan Kotamobagu kini kembali terbuka. Warga berharap pembangunan jembatan permanen dapat segera direalisasikan agar akses vital ini semakin aman dan nyaman untuk jangka panjang.
(Tim/Red)
