Komisi B DPRD Jateng melihat Loka Ngrajek milik Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng di Kecamatan Muntilan, Kab. Magelang, Selasa (10/6/2025).
Channelnusantara.com, Magelang – Potensi pengembangbiakan bibit ikan air payau sangat besar. Minat masyarakat mengonsumsi ikan meski terbilang rendah namun masih cukup banyak.
Masalah itu mengemuka dalam pertemuan Komisi B DPRD Jateng saat melihat Loka Ngrajek milik Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng di Kecamatan Muntilan, Kab. Magelang, Selasa (10/6/2025). Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut LHP BPK mengenai pengembangan pembibitan di DKP Jateng.
Kepada Koordinator Loka Ngrajek Toni Kuswoyo, anggota Komisi B Endrianingsih Yunita menyatakan, budi daya nila di Ngrajek sebenarnya cukup menjanjikan. Sebagai orang asli Magelang, dia mengakui Ngrajek masih menjadi tempat beli bibit ikan nila, lele dan karpet dan tawes.
Karena itulah, pihaknya sangat mendorong adanya inovasi dan kreativitas dari pengelola serta dinas terkait untuk menghasilkan benih unggulan.
“Dengan hasil dari benih unggulan setidaknya turut menjadi salah satu penyokong dari pengelolaan sistem pertanian yang baik,” kata dia.
Sebagai informasi, Loka Ngrajek Kabupaten Magelang secara teknis merupakan salah satu dari 11 Loka pada Balai Budidaya Ikan Air Payau dan Laut, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah. Dibangun pada tahun 1960, dengan luas total 5,3 Ha. dan luas kolam 3,5 Ha.
Toni Kuswoyo sampai saat ini tetap berorientasi pada penyediaan benih ikan air tawar antara lain lele, nila merah, nila hitam, tawes, karper, nilem, beong dan grass carp.
Mengenai ikan Beong, ia menegaskan, Loka Ngrajek turut mengembangkan ikan asli berkembang biak di di sekitar Kedu raya terlebih ada di Sungai Progo.
“Ikan Beong ini asli endemis Kali Progo. Kami sedang mengembangkan bibitnya mengingat permintaan ikannya sangat tinggi. Orang Magelang yang merantau kalau belum menyantap Ikan Beong belum pulang,” ucap dia.
*Red