Manado – channelnusatara.com – Petugas kebersihan di Kecamatan Malalayang, Kota Manado, khususnya sopir truk sampah, mengeluhkan keterlambatan pembayaran uang BBM mereka yang sudah masuk empat bulan. Akibatnya, sampah menumpuk di berbagai Stasiun Persinggahan Akhir (SPA) dan di depan rumah-rumah warga di Kecamatan Malalayang, menimbulkan kekhawatiran akan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Salah satu sopir truk sampah, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kinerja Camat Malalayang. “Kami harus memutar otak untuk meminjam uang guna mengisi BBM. Ini sangat memberatkan kami, sehingga harus berhutang kesana kemari jika tidak anak istri kami juga tidak makan, ” ujarnya dengan nada kecewa.
Beliau juga menambahkan, “Terkait uang BBM yang dulunya Sebesar Rp 1.500.000 untuk mobil Truck sampah sedangkan untuk motor bentor sampah 750.000 perbulan. Tapi sekarang sekarang sudah di kurangi menjadi Rp 500.000 per bulan sedangkan harga BBM sudah naik sehingga kami kadang memutar otak untuk menghadapi masalah BBM tersebut,
Penundaan pembayaran uang BBM ini tidak hanya membuat para sopir truk sampah kesulitan dalam menjalankan tugasnya, tetapi juga berdampak langsung pada kebersihan dan kenyamanan warga. Tumpukan sampah yang semakin hari semakin menggunung dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan mencemari lingkungan sekitar.
Masyarakat Malalayang berharap agar Pemerintah Kota Manado segera mengambil tindakan untuk mengatasi permasalahan ini. “Masalah sampah adalah isu krusial yang harus segera ditangani. Jika tidak, dampaknya bisa sangat fatal bagi kota ini,” ungkap salah satu warga setempat.
Salah satu bukti hasil pantauan awak media Senin (17/06/2024), mendapati salah satu mobil truk sampah yang mogok kehabisan BBM di pertigaan Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado.
Pemerintah Kota Manado didesak untuk memberikan perhatian lebih terhadap kondisi ini dan segera menyelesaikan masalah pembayaran uang BBM para petugas kebersihan.
Selain itu, perlu adanya evaluasi terhadap kinerja pejabat terkait untuk memastikan masalah serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. Kondisi ini menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan kebersihan kota yang efektif dan berkelanjutan. Sementara itu
Camat Malalayang Jusup Kopitoy saat di konfirmasi media melalui Via WhatsApp belum merespon sampai berita ini diterbitkan
(*** Tim)